Membangun sebuah lift ruang angkasa akan membutuhkan sebuah kabel penahan yang salah satu ujungnya berada di tanah dekat khatulistiwa bumi dan ujung satunya menggantung ribuan kilometer di ruang angkasa. Gaya sentrifugal akibat putaran bumi akan membuat kabel tetap tegang sehingga robot bisa memanjat dan melepas muatan ke orbit.
Meskipun membangun sebuah lift ruang angkasa memerlukan investasi awal hingga miliaran dolar, para pendukung berkata ketika sudah dibangun, perjalanan ke luar angkasa akan lebih murah ketimbang menggunakan roket.
Namun rintangan pertama teknologi besar harus bisa diatasi, termasuk bagaimana caranya untuk memasok listrik ke robot pendaki.
Untuk itu, NASA menawarkan hadiah uang sebesar US$ 2 juta di sebuah kompetisi yang disebut Power Beaming Challenge, di mana robot pendaki berusaha naik kabel secepat mungkin tanpa sebuah tenaga yang dialirkan dari kabel.
Sekarang, sebuah robot pemanjat telah mampu melakukan pendakian dan memenangkan hadiah senilai US$ 900 ribu. Robot itu yang pertama memenangkan uang dalam kompetisi yang dilakukan setiap tahun sejak 2005.
Ted Semon, seorang relawan dari Spaceward Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang menyelenggarakan kompetisi tersebut, dan juga penulis dari Space Elevator Blog mengatakan, fitur yang ditunjukan oleh lift ruang angkasa merupakan bukti satu langkah lebih dekat untuk lepas dari tanah.
“Kami telah melakukan banyak hal disini untuk membuktikan bahwa teknologi ini sangat mungkin,” INILAH.com melansir dari New Scientist. “Ini sangat menarik.”
Robot pendaki yang berhasil dibangun oleh sebuah tim bernama LaserMotive, yang berbasis di Seattle, Washington. Sama seperti dua robot lainnya yang ikut dalam kompetisi itu, sel surya digunakan untuk menyerap energi dari laser inframerah yang berbasis di bumi.
nih gan yang desaign.
nih teori yang digunain ilmuwan ini gan.
makin canggih aja teknologi jaman sekarang,ga nyangka bakalan ada lift buat ke ruang angkasa,moga2 aja ada nanti di indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar