Kamis, 23 Juni 2011
Wanita Penerjun Payung Bunuh Rekannya Karena Cemburu
Els Clottemans (26) tidak membuat pernyataan pada hari ia divonis hukuman 30 tahun penjara lantaran terbukti membunuh rekan wanitanya karena cemburu.
Vonis itu dibacakan hakim di pengadilan kota Tongeren, belahan timur laut Belgia. Juri mengatakan, Clottemans memotong bagian-bagian penting payung terjun Els Van Doren (38). Pasalnya, dia cemburu atas hubungannya dengan Marcel Somer, seorang pria yang juga penggemar terjun payung.
Akibat perbuatan Clottemans, Van Doren jatuh hingga tewas dari ketinggian 1.000m Doren jatuh di sebuah kebun di desa Opglabbeek setelah kedua parasutnya tidak bisa membuka. Insiden dia jatuh terekam di kamera video yang dipasang pada helm terjunnya.
Alat rekam baru berhenti setelah tubuh wanita itu membentur tanah. Doren mencoba semua cara untuk menyelamatkan diri namun tidak bisa melawan takdir.
Sebagaimana dilansir BBC, saat itu, Doren terjun dari atas kawasan Zwatberg pada ketinggian 4.000m bersama dengan Marcel Somers dan seorang pria lain dari pesawat Cessna dan Clottemans. Mereka adalah sama penerjun payung berpengalaman.
Mereka berpegangan untuk aksi terjun bebas dalam formasi yang mereka telah coba di tanah bersama Clottemans. Namun, Clottemans tidak bisa mengikuti aksi itu, sebab dia terlambat untuk melompat dari pesawat.
Clottemans menyaksikan ketiga rekan penerjunnya berpisah pada ketinggian 1.000m untuk membuka parasut masing-masing, termasuk Van Doren yang ternyata tidak bisa mengaktifkan payung terjunnya.
''Els mencoba semua cara untuk menyelamatkan diri,'' kata Luc Deijgers, yang menjadi pilot Cessna, kepada salah satu stasiun televisi Belgian.
''Dia mencoba membuka parasut cadangan, tapi itu juga tidak mengembang. Itu tidak pernah terwujud,'' ujarnya.
Dalam persidangan, Clottemans menolak seluruh dakwaan terhadap dirinya. Jaksa menuntut Clottemans dihukum penjara seumur hidup namun hakim memutuskan 30 tahun penjara untuk Clottemans.
Menurut Hakim Michel Jordans, ada dua hal meringankan bagi terdakwa yakni kondisi mental yang tidak stabil dan usianya yang masih muda.
"Jangan tutup pintu rapat-rapat, tapi beri dia seberkas sinar harapan," kata pembela Clottemans, Katrien Van der Traten.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar